revolusi industri di rusia
Minggu, 08 November 2015
Senin, 22 September 2014
contoh makalah revolusi industri di rusia
Revolusi Industri Rusia
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA:
INDAH RAHMA SARI
KELAS:
X.IPA2
GURU PEMBIMBING:
ROSU SUSANTI, S.pd.
SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG
Tahun Pelajaran 2014-2015
Revolusi Industri Di Rusia
Diakui atau tidak, Revolusi Oktober 1917 merupakan
peristiwa besar yang masih menempati garis depan dalam sejarah perubahan.
Meskipun Komune Paris 1871 dikenal sebagai periode paling awal dari heroisme
buruh modern, namun, hanya pada Revolusi Oktoberlah untuk pertama kalinya kaum
buruh (didukung oleh kaum tani) mampu merebut kepemimpinan politik dan
mengambil alih kekuasaan dari rejim lama ke tangan mereka sendiri; mereka juga
mampu menyingkirkan peran despotik kaum kapitalis dan para tuan tanah, memberikan
harapan kepada jutaan umat manusia yang tertindas untuk memperoleh kebebasan,
dan berhasil mendirikan negara buruh yang pertama di dunia: Uni Soviet.
Ketika berbicara mengenai revolusi, bahasa-bahasa
metaforis seperti ini seringkali muncul: "letusan gunung berapi,"
"kelahiran masyarakat baru," "titik didih," dll. Dalam
metafora sederhana ini tersembunyi hukum dialektika - yaitu, logika evolusi.
Tetapi revolusi, secara keseluruhan, tidaklah sama dengan evolusi. Ini
merupakan titik kritis ketika kuantitas yang terakumulasi berubah dengan
ledakan dahsyat menjadi kualitas. Fisika telah mengajarkan bahwa stabilitas
suhu bisa berhenti dengan tiba-tiba. Hal ini juga bisa terjadi dalam gerak
masyarakat. Meskipun sejarah masyarakat tidak bisa dipahami sebagai benda,
namun secara prinsip sama, bahwa dalam periode tertentu dalam sejarah, karena
hasil dari suatu akumulasi, terjadi ledakan dahsyat yang meluluhlantakkan
tatanan lama.
Pada tahun 1917, Rusia tengah melewati krisis sosial
yang paling besar. Meskipun, semua orang akan mengatakan dengan berani,
berdasar pada catatan sejarah, bahwa jika tidak ada Partai Bolshevik, energi
revolusioner dari massa yang beragam akan dihabiskan sia-sia dengan ledakan
sporadis, dan pergolakan besar akan berakhir di tangan kediktatoran
kontra-revolusioner. Perjuangan kelas adalah penggerak utama sejarah. Perlu
adanya program yang benar, sebuah partai yang kuat, kepemimpinan yang berani
dan dapat dipercaya – bukan seorang pahlawan yang terpampang dalam ruang
lukisan dan bukan pula kaum parlementer, tetapi kaum revolusioner, yang siap
untuk berjuang hingga ke garis akhir. Inilah pelajaran utama dari revolusi
Oktober.
Dalam tulisan ini, tentu, saya tidak sedang menulis
deskripsi kosong mengenai sebuah revolusi, atau menulis cerita fiktif dengan
konten yang heroik dan revolusioner. Tetapi tulisan ini akan bercerita tentang
fakta-fakta historis dari sebuah periode sejarah, sebuah periode yang banyak
dibicarakan – di banyak tempat dan di banyak masa – oleh banyak orang, yakni
kesuksesan Revolusi Oktober 1917 sekaligus keruntuhannya. Dengan mengambil dari
sumber-sumber yang tidak diragukan lagi kebenarannya seperti Trotsky, Lenin,
Ted Grant, Alan Woods, dan dari beberapa sejarawan, saya, di sini, akan
menunjukkan secara obyektif capaian besar dari Revolusi Oktober 1917, yang
berhasil mendirikan rejim demokrasi buruh, Uni Soviet, dan sebab-sebab
keruntuhannya. Dalam tulisan yang saya rencanakan berkala ini, kita juga
bisa melihat bagaimana Stalin telah melakukan pelanggaran prinsip secara terus
menerus dengan menciptakan kekuasaan individu dan meruntuhkan kesatuan kelompok
yang demokratis, membangun birokrasi otoriter, melakukan pelanggaran hukum
berat, membuat stagnasi, dan, pada tahap puncaknya, meluluhlantakkan Revolusi
Oktober dan menghancurkan negara buruh Uni Soviet. Oleh sebab itu, tulisan ini
akan mengambil fokus kajian pada sejarah keberhasilan Revolusi Oktober dan
sebab-sebab keruntuhan Uni Soviet.
Dalam menghargai capaian besar dari Revolusi Oktober,
yang telah menghasilkan negara besar Uni Soviet, dengan ekonomi sosialis yang
terencana, dan untuk mewujudkannya kembali di masa mendatang dengan revolusi
buruh yang lebih massif, tidak bisa dengan pengetahuan yang sepenggal. Untuk
menghargai sepenuhnya capaian dari Revolusi Oktober ini, kata Ted Grant, perlu
memahami pula titik keberangkatannya. Karena dalam hasrat banyak orang yang
ingin mendiskreditkan ide-ide sosialisme, yakni para pejuang "pasar
bebas", telah melupakan beberapa detail penting. Pada tahun 1917, Rusia di
bawah Tsar, fakta kesejarahannya, jauh lebih terbelakang dari India hari ini.
Rusia jauh tertinggal dengan Barat. Ini adalah tanah barbar dengan bajak kayu
abad pertengahan, yang digunakan oleh kaum tani yang hanya mendapatkan
emansipasi perbudakan dua generasi sebelumnya. Rusia telah dikuasai oleh
despotisme Tsar selama berabad-abad. Kelas pekerja industri adalah minoritas
kecil - kurang dari empat juta dari total populasi sekitar 150 juta jiwa. Tujuh
puluh persen dari populasi tidak bisa membaca dan menulis. Kapitalisme Rusia
sangat lemah dan bertumpu pada kruk modal asing: Prancis, Inggris, Jerman,
Belgia dan kekuatan Barat lainnya mengontrol 90 persen tambang Rusia, 50 persen
pada industri kimia, lebih dari 40 persen pada permesinan, dan 42 persen pada
saham perbankan. Revolusi Oktober berusaha untuk mengubah semua ini,
menunjukkan jalan ke depan bagi kaum pekerja di mana-mana dan menyiapkan jalan
untuk revolusi sosialis dunia. Meskipun ada banyak masalah besar dan
kendala-kendala, ekonomi terencana merevolusi kekuatan-kekuatan produktif di
Uni Soviet dan meletakkan dasar bagi ekonomi modern.
Pada tahun 1936, Trotsky menulis bahwa tugas pokok dari rezim Soviet
terletak pada intensitas dan kesuksesan perjuangannya melawan seribu
tahun keterbelakangan. Rejim Soviet sedang melangkah melalui tahap persiapan, mengimpor, meminjam
dan merebut pencapaian teknik dan budaya dari Barat. Sejak saat itu,
perekonomian Soviet melompat cepat. Dalam kurun waktu 50 tahun, dari tahun 1913
(puncak produksi sebelum perang) sampai 1963, meskipun melewati dua perang
dunia, intervensi asing dan perang sipil, serta bencana-bencana lainnya, total
output industri meningkat lebih dari 52 kali. Terkait dengan angka ini Amerika
Serikat meningkat kurang dari enam kali, sedangkan Inggris berjuang mati-matian
untuk melipatgandakan outputnya. Dengan kata lain, dalam beberapa
dekade saja, di atas dasar ekonomi yang dinasionalisasi, Uni Soviet berubah
dari ekonomi pertanian terbelakang menjadi negara yang paling kuat kedua di
muka bumi, dengan berbasis industri besar, tingkat budaya yang tinggi dan
jumlah ilmuwan yang lebih banyak jika dibanding dengan Amerika Serikat dan
Jepang.
Dari sudut pandang Marxis, fungsi dari teknik ini
adalah untuk menghemat tenaga manusia. Dalam periode 50 tahun, dari tahun 1913
sampai tahun 1963, pertumbuhan produktifitas tenaga kerja di sektor industri,
sebuah indeks kunci pembangunan ekonomi, naik hingga 73 persen di Inggris dan
332 persen di Amerika Serikat. Dalam periode yang sama, di Uni Soviet,
produktivitas tenaga kerja meningkat hingga 1310 persen, meskipun berawal
dari basis yang sangat rendah. Periode kemajuan ekonomi yang luar biasa di
Rusia ini sebagian besar bersamaan dengan masa-masa krisis atau stagnasi dalam
ekonomi kapitalis Barat.
Lompatan pesat industri Uni Soviet di tahun 1930-an
terjadi bersamaan dengan kemerosotan dan depresi hebat di dunia kapitalis,
disertai dengan pengangguran massif dan kemiskinan kronis. Antara tahun 1929
sampai tahun 1933 produksi industri Amerika turun hingga 48,7 persen. Riset
Nasional Amerika memperkirakan jumlah pengangguran bulan Maret 1933 adalah
17.920.000. Di Jerman terdapat lebih dari enam juta penganggur. Perbandingan
ini saja sudah menunjukkan grafik keunggulan bagi ekonomi terencana atas
produksi kapitalis yang bergerak secara anarkis.
Di Uni Soviet, dari populasi yang tumbuh sebesar 15
persen, peningkatan jumlah para teknisinya tumbuh sebesar 55 kali; jumlah
peserta dalam pendidikan formal meningkat lebih dari enam kali; jumlah buku
yang diterbitkan mencapai 13 kali; tempat tidur rumah sakit hampir sepuluh kali;
jumlah peserta didik di bangku taman kanak-kanak mencapai 1.385 kali. Jumlah
dokter per 100.000 orang adalah 205, jauh jika dibandingkan dengan Italia dan
Austria yang mencapai 170, Amerika Serikat 150, Jerman Barat 144, Inggris,
Perancis dan Belanda 110, dan Swedia 101. Harapan hidup lebih dari dua kali
lipat dan kematian bayi menurun sembilan kali. Antara tahun 1955 sampai tahun
1959 ruang perumahan perkotaan meningkat lebih dari dua kali lipat, sementara
ruang privat luasnya meningkat lebih dari tiga kali lipat. Pada tahun 1970,
jumlah dokter telah meningkat dari 135.000 menjadi 484.000 dan jumlah tempat
tidur rumah sakit dari 791.000 menjadi 2.224.000.
Meskipun sebuah pukulan keras pernah menimpa sektor
pertanian karena kolektivisasi paksa dari Stalin di awal tahun 1930-an, di mana
sektor pertanian memang tidak pernah sepenuhnya mencapai keberhasilan, namun
berbagai kemajuan yang telah diciptakan, memungkinkan Rusia mampu untuk memberi
cukup makan bagi populasinya. Kemajuan ekonomi tersebut, dalam waktu sesingkat
itu, tidak memiliki padanan di mana pun. Jumlah tanah pertanian meningkat hanya
dalam waktu tiga tahun, antara tahun 1953 dan 1956, secara mengejutkan
meningkat 35,9 juta hektar, setara dengan total area tanah total produktif di
Kanada. Capaian ini menampilkan sebuah kondisi yang sangat berbeda dengan
kondisi massa yang mengerikan di India, Pakistan dan seluruh dunia ketiga. Ini
sebuah kemajuan, bahkan sesuatu yang luar biasa, mengingat Uni Soviet bergerak
dari titik keterbelakangan kronis. Perekonomian Tsar tua, sebuah negara
semi-feodal dengan sembulan industri modern yang sebagian besar dimiliki oleh
modal asing, hancur dalam perang dunia pertama. Kemudian datang dua revolusi,
perang sipil, blokade imperialis dan intervensi asing, serta kematian enam juta
orang akibat kelaparan.Di sini harus ditambahkan, ada jutaan pekerja, petani,
teknisi, dan ilmuwan yang tewas, pertama dalam periode kolektivisasi paksa,
selanjutnya dalam Pembersihan Besar tahun 1930-an. Perencanaan Birokratik
mendorong maju ekonomi, tetapi dengan biaya tiga kali lipat jika dibandingkan
dengan revolusi industri di Barat. Kesalahan total dalam manajemen, pemborosan,
korupsi, dan birokrasi telah membebani perekonomian, yang kemudian menyeretnya
ke jalan macet.
Perang dunia kedua di Eropa merupakan kesaksian lebih
lanjut dari capaian-capaian ekonomi terencana. Perang, dalam kenyataannya,
telah direduksi menjadi pertempuran titanik antara Uni Soviet dan Nazi Jerman,
dengan Inggris dan Amerika Serikat hanya sebagai penonton. Uni Soviet
membayarnya dengan kematian 27 juta jiwa. Satu juta tewas hanya dalam
pengepungan di Leningrad. Luas wilayah Rusia dicaplok oleh Hitler dengan
kebijakan "bumi hangus"nya. Hampir 50 persen dari seluruh ruang huni
di perkotaan – 1,2 juta rumah – dihancurkan, juga 3,5 juta rumah di daerah
pedesaan. Banyak kota-kota yang runtuh. Ribuan desa hancur. Orang-orang tinggal
di lubang-lubang tanah. Banyak pabrik-pabrik besar, bendungan, jembatan, yang
dibangun dengan pengorbanan begitu banyak dalam periode Rencana Lima Tahun
pertama, sekarang telah dibangun kembali.
Pada periode sesudah perang, tanpa sedikit pun program
Bantuan Marshall, Uni Soviet membuat kemajuan kolosal di semua lini. Berkat
ekonomi yang dinasionalisasi dan terencana, Uni Soviet dengan cepat membangun
industri-industrinya yang telah hancur, dengan tingkat pertumbuhan lebih dari
10 persen. Di samping imperialisme AS, Uni Soviet muncul dari perang sebagai
negara adidaya dunia. Sejarah dunia tidak tahu menahu mengenai hal ini. Pada
awal tahun 1953, Uni Soviet membangun persediaan 1,3 juta alat mesin dari
segala jenis – jumlahnya dua kali lipat dari sebelum perang. Antara 1945
dan 1960, produksi baja tumbuh dari 12,25 juta ton menjadi 65 juta ton. Pada
periode yang sama, produksi minyak telah meningkat dari 19,4 juta ton menjadi
148 juta ton, dan batubara dari 149,3 juta ton menjadi 513 juta ton. Antara
tahun 1945 sampai tahun 1964, pendapatan nasional Uni Soviet meningkat sebesar
570 persen, jauh dibandingkan dengan Amerika Serikat yang hanya mencapai 55
persen. Janganlah kita lupa bahwa Amerika Serikat bangkit dari perang dengan
industri yang utuh dan memiliki dua pertiga emas dunia di brankasnya.
Periode sebelum perang, Uni Soviet berada jauh di belakang, tidak hanya
jauh di belakang Amerika Serikat, tetapi juga Inggris dan negara-negara Eropa
yang lain. Hal yang mengejutkan, pada pertengahan tahun 1980-an, Uni Soviet
telah menyusul Inggris dan sebagian besar perekonomian kapitalis lainnya,
dengan pengecualian Amerika Serikat. Setidaknya, secara absolut, Uni Soviet
menduduki posisi pertama dalam banyak bidang produksi-produksi kunci, misalnya,
produksi baja, besi, batu bara, minyak, gas, semen, traktor, kapas, dan
alat-alat dari baja lainnya. Pada pertengahan tahun 1980-an,
Massachusetts Cambridge Engineering Research Association, menggambarkan bahwa
industri gas alam Uni Soviet berproduksi dua kali lipat dalam waktu kurang dari
sepuluh tahun. (Financial Times, 14/11/85.) Bahkan
di didang komputer, dimana Rusia pada tahun 1970 bisa dikatakan berada sepuluh
tahun di belakang Barat, telah mampu menyempitkan kesenjangan menjadi sekitar
dua atau tiga tahun – sebagaimana pengakuan para ilmuan Barat.
Bukti paling spektakuler dari keunggulan ekonomi terencana, yang membuatnya
bergerak cepat, adalah program luar angkasa Uni Soviet. Sejak 1957 Rusia telah
memimpin "space race". Sedangkan Amerika
baru saja mendaratkan kakinya di bulan, Rusia sedang membangun sebuah stasiun
ruang angkasa yang akan membawa mereka bisa menjalajah tata surya. Sebagai
produk sampingan, Uni Soviet menjual roket-roket Proton handal di pasar dunia
dengan harga sekitar £10 juta lebih murah dibanding harga dari proyek ruang
angkasa European Ariane.
Sampai akhir tahun 1940, dua pertiga penduduk Uni
Soviet masih hidup dalam kondisi keterbelakangan pedesaan. Sekarang, posisi
keseluruhannya telah terbalik. Dua pertiga tinggal di kota-kota, dan hanya
sepertiga yang berada di posisi rendah. Proses yang sama juga terjadi di
Barat selama 50 tahun terakhir, yakni pengembangan industri-industri terkemuka
dan proletarianisasi dengan mengorbankan kaum tani dan lapisan tengah
masyarakat. Di Uni Soviet, bagaimanapun upayanya, proses proletarianisasi yang
demikian itu tidak pernah berlangsung lama, dengan konsentrasi tenaga kerja ke
dalam perusahaan-perusahaan industrial raksasa dalam jumlah 100.000 lebih.
Proletariat Uni Soviet, yang jauh dari kondisi keterbelakangan dan kelemahan,
adalah kelas pekerja yang paling kuat di dunia. Posisi edukasinya telah
berubah. Ini merupakan keunggulan utama dari sejarah Revolusi Oktober. Di Uni
Soviet, sekitar satu dari tiga pekerja telah memenuhi syarat, dan sejumlah
besar kelas pekerja muda memiliki akses ke universitas. Total jumlah siswa yang
menempuh pendidikan teknik menengah dan tinggi meningkat empat kali lipat antara
tahun 1940 sampai tahun 1964. Pada tahun 1970, terdapat 4,6 juta siswa di Uni
Soviet, dengan jumlah 257.000, lulus dalam bidang teknik (di Amerika Serikat,
sebagai perbandingannya, hanya 50.000 yang lulus di bidang ini). Penduduk Rusia
yang menghabiskan waktu untuk menempuh pendidikan jumlahnya empat kali lipat
lebih besar dibanding Inggris. Sekilas saja angka-angka ini mampu menunjukkan
keunggulan ekonomi terencana di atas semua keributan kecil dari para pemimpin
reformis di Barat yang telah menyetujui pengurangan pengeluaran untuk subsidi
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan umum.
Pertumbuhan ekonomi, dalam perspektif Marxis, berarti
peningkatan yang stabil dalam taraf hidup. Uni Soviet melakukan hal yang
demikian. Masyarakat bisa memiliki barang-barang seperti tv, kulkas, mesin
cuci, dll. dengan pencapaian yang tanpa diikuti oleh meledaknya pengangguran
dan terjadinya inflasi. Persewa dipatok sekitar 6 persen dari penghasilan
bulanan, dan peningkatan terakhir terjadi pada tahun 1928. Sebuah flat kecil di
Moskow, biaya sewnya sekitar £11 per bulan, termasuk gas, listrik, telepon dan
air panas yang terbatas. Sedangkan harga roti sekitar 16 pence per satu
kilonya. Harga gula dan bahan-bahan makanan pokok besar lainnya, terakhir naik
pada tahun 1955. Daging dan susu harganya terakhir meningkat pada tahun 1962.
Situasi ini mulai berubah pada tahun 1980-an. Dengan bergerak menuju
kapitalisme, situasi ini telah berubah secara radikal sejak subsidi-subsidi
kebutuhan pokok tersebut dipotong dan kontrol harga dihapus. Pada tahun 1993
inflasi mencapai 2.600 persen, meskipun turun kembali seketika itu, harga-harga
masih tetap tinggi.
Namun, keuntungan kolosal yang dibuat oleh masyarakat
yang telah menghapus kapitalisme dan pertuantanahan kini telah terungkap, setidaknya
secara garis besar, oleh pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini
sebuah kemajuan ekonomi dari negara Uni Soviet selama enam puluh tahun pertama,
meskipun belum merata dan penuh dengan kontradiksi, yakni masih jauh dari
gambaran ideal yang pernah dilukiskan sebelumnya. Tetapi dengan tanpa ragu,
bisa dikatakan, bahwa rejim dengan ekonomi terencana mampu melakukan
capaian-capaian besar tanpa preseden meskipun di bawah Stalinisme dengan segala
tetek bengek kesalahan manajemen dan korupsi di tubuh birokrasi. Perkembangan
yang kontradiktif dalam perekonomian Uni Soviet meletakkan kunci untuk memahami
runtuhnya Stalinisme di akhir 1980-an yang bergerak menuju restorasi kapitalis.
Hukum perkembangan kapitalisme sebagai sebuah sistem sosio-ekonomi, secara
brilian telah dianalisis oleh Marx dalam tiga jilid Das
Kapital. Namun, perkembangan ekonomi terencana yang dinasionalisasi, yang
merupakan prasyarat untuk bergerak menuju sosialisme, berlangsung dengan cara
yang sama sekali berbeda. Hukum kapitalisme diekspresikan dalam permainan buta
kekuatan pasar, melalui mana pertumbuhan kekuatan produktif terjadi dengan cara
otomatis. Hukum tentang nilai, diekspresikan melalui mekanisme penawaran dan
permintaan, mengalokasikan banyak sumber daya dari satu sektor ke sektor yang
lain. Tidak ada perencanaan atau intervensi yang sadar. Ini tidak bisa terjadi
di negara dengan perekonomian yang tersentralisir seperti Uni Soviet. Di sini
sebuah negara buruh menempati posisi yang sama, terkait dengan perekonomian secara
keseluruhan, seperti seorang kapitalis individu menempati sebuah pabrik
pribadi.
Untuk alasan itu, tindakan pemerintah Soviet selama
tujuh dekade terakhir telah memainkan peranan penting - baik atau buruk - pada
pembangunan ekonomi. Dalam keadaan seperti ini, kebijakan rejim sangat
menentukan. Berbeda dengan perkembangan kapitalisme yang mengandalkan pasar
untuk alokasi sumber daya, sebuah ekonomi yang dinasionalisasi membutuhkan
perencanaan yang sadar dan terarah. Ini tidak dapat dilakukan dengan sukses
oleh segelintir birokrat di Moskow, bahkan oleh Marx, Engels, Lenin dan
Trotsky. Kondisi seperti ini memerlukan keterlibatan massa rakyat dalam
menjalankan roda industri dan negara. Hanya rejim demokrasi buruh yang akan
mampu memanfaatkan bakat dan inisiatifnya. Sebuah rejim birokrasi, secara tak
terelakkan, akan mengarah pada penyitaan perekonomian, seolah-olah akan
menjadikannya lebih canggih dan berteknologi maju. Pada tahun 1970-an, ekonomi
Uni Soviet telah mencapai kebuntuan total. Untuk alasan-alasan detailnya, akan
saya sajikan di bagian berikutnya.
Cukuplah untuk mengatakan bahwa, meskipun di bawah cengkeraman birokrasi
Stalinisme, keberhasilan ekonomi terencana telah didemonstrasikan, bukan dalam
halaman-halamanDas Kapital, melainkan di tengah gelanggang
industri yang mencakup seperenam dari daratan bumi — bukan dalam bahasa
dialektik, namun dalam bahasa baja, semen dan listrik. Sebagaimana
Trotsky menjelaskan: Sekalipun Uni Soviet runtuh karena kesulitan
internal, pukulan dari luar, dan kesalahan para pemimpinnya — yang sungguh kami
harap tidak akan pernah terjadi — di masa depan akan tetap ada fakta-fakta yang
tak dapat dibantah ini, bahwa berkat revolusi proletar sebuah negeri
terbelakang telah mencapai sukses yang tak tertandingi dalam sejarah hanya
dalam tempo sepuluh tahun.
Daftar
Referensi
1.
Trotsky, History of the Russian
Revolution, University of
Michigan, 1980
2.
Trotsky, Writings, 1935-36
3.
Ted Grant, Rusia: from
revolution to counter-revolution, Wellred, 1997.
4.
Alan Woods, Bolshevism: the road
to revolution, Wellred Publication, 1999.
5.
Trotsky, Revolusi Yang
Dikhianati, Resist Book, 2010.
6.
Alec Nove, An Economic History of
the USSR (new and final
edition), 1992.
Langganan:
Postingan (Atom)